Surabaya, beritasurabaya.net – PT Mega Buana Teknologi (MBT), perusahaan penyedia solusi infrastruktur TI sekaligus anak perusahaan CTI Group, berkomitmen turut berkontribusi mendorong peningkatan tata kelola layanan kesehatan di seluruh Indonesia melalui pemanfaatan teknologi digital untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada pasien. Dengan dukungan keahlian MBT dan solusi digital dari NetApp, MBT hadir untuk membantu rumah sakit memberi pengalaman yang lebih baik dan kemudahan bagi pasien dalam mendapatkan layanan Kesehatan.
Hal tersebut disampaikan CEO MBT, Yuwono Pranata, di sela Talk Show bertajuk “Improving Health Care Operational Efficiency Through Digital Transformation” di Four Points by Sheraton Surabaya, Rabu (15/3/2023).
Seiring dengan percepatan perjalanan transformasi digital penyedia layanan kesehatan di Indonesia, ungkap Country Manager NetApp Indonesia, Adir Ginting, volume data yang dihasilkan akan terus meningkat secara eksponensial. Oleh karena itu, penting bagi penyedia layanan kesehatan untuk memanfaatkan data secara lebih efisien, aman, dan real-time sehingga dapat mengembangkan dan menerapkan solusi yang berorientasi pada pasien yang inovatif dan meningkatkan kualitas keseluruhan pengalaman pasien.
“Melalui kemitraan kami dengan Mega Buana Teknologi, kami bangga dapat berperan membantu penyedia layanan kesehatan besar dan rumah sakit seperti RSUD dr. Iskak Tulungagung dalam memodernisasi, memperluas sistem manajemen data mereka, dan pada akhirnya, melepaskan kekuatan data kesehatan,”tambahnya.
Sub Koordinator Analsis & Monitoring Pelayanan RSUD dr.Iskak Tulungagung, Heru Eko Susanto, menegaskan, pemanfaatan teknologi informasi dalam layanan dan bisnis rumah sakit menjadi salah satu strategi untuk meningkatkan akses pelayanan kepada masyarakat, meningkatkan efektifitas sumber daya manusia, meningkatkan kualitas pelayanan, dan mengurangi biaya layanan kesehatan.
“Kami sangat senang menjadi bagian dari acara ini, untuk bersama-sama dengan para penyedia solusi teknologi informasi atau digital untuk mendiskusikan berbagai inovasi dan tren dalam layanan kesehatan. Industri layanan kesehatan harus melakukan transformasi bisnis dan pelayanannya, dengan mengoptimalkan pemanfaatan teknologi dan digitalisasi untuk mendorong peningkatan tata kelola pelayanan rumah sakit. Kami berharap pengalaman kami di RSUD dr. Iskak Tulungagung bisa menjadi inspirasi untuk kolega-kolega kami dari rumah sakit yang lain,”paparnya.
RSUD dr. Iskak Tulungagung, pada penghujung tahun 2022 lalu kembali menerima penghargaan Top Digital Award untuk kategori Top Digital Implementation. Penghargaan serupa juga berhasil diraih setahun sebelumnya. Dengan demikian penghargaan itu diraih oleh rumah sakit daerah yang dimiliki oleh Pemkab Tulungagung, Jawa Timur dua kali secara berturut-turut.
Selain itu, RSUD dr. Iskak Tulungagung juga meraih predikat bintang 3 dari bintang 5 dalam asesmen BPJS Trust Mark tahun 2022. Penghargaan ini termasuk dalam tertinggi untuk kategori Rumah Sakit Umum Daerah. Penghargaan ini yang menandakan bahwa penerapan layanan TIK sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh BPJS Kesehatan.
Keberhasilan RSUD dr. Iskak Tulungagung dalam memanfaatkan teknologi digital untuk meningkatkan kinerjanya juga telah mendapat penghargaan dan pengakuan dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) karena berhasil melakukan inovasi pelayanan kesehatan melalui sistem manajemen rumah sakit yang lebih baik melalui optimalisasi pemanfaatan teknologi digital sehingga pelayanannya menjadi lebih efektif dan efisien serta menghadirkan pengalaman terbaik kepada pasiennya. Karena itu Kemenkes RI juga menjadikan rumah sakit dr. Iskak Tulungagung ini sebagai percontohan dan benchmark inisiatif reformasi tata layanan perumahsakitan di Indonesia yang dilakukan oleh Kemenkes.
Pada akhir tahun 2021, Kemenkes RI merilis Cetak Biru Strategi Transformasi Digital Kesehatan 2024 yang menyebutkan tantangan utama layanan kesehatan Indonesia adalah membangun data kesehatan nasional dimana lebih dari 80 persen fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia saat ini belum tersentuh teknologi digital serta data yang terfragmentasi dan tersebar pada ratusan aplikasi sektor kesehatan bervariasi. Menurut laporan Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) ada lebih dari 2450 rumah sakit di seluruh Indonesia dimana sebagian besar masih dikelola secara independen dan belum mempunyai standarisasi dan akreditasi internasional serta memiliki sistem pengumpulan dan penyimpanan data secara tradisional.
Hal ini menjadi tantangan bagi mitra penyedia layanan teknologi digital untuk dapat melakukan integrasi data ke setiap rumah sakit di seluruh Indonesia. Permenkes 24 tahun 2022 tentang Rekam Medis menetapkan bahwa seluruh Fasilitas Pelayanan Kesehatan harus menyelenggarakan Rekam Medis Elektronik paling lambat pada 31 Desember 2023. Untuk itu, seluruh fasilitas kesehatan harus mempersiapkan diri baik dari sisi infrastruktur maupun kesiapan teknis yang terkait lainnya. (noer soetantini)
Source: