8 Cara Amankan Storage Backup dari Ancaman Ransomware

8 Cara Amankan Storage Backup dari Ancaman Ransomware

Bukan rahasia umum, ransomware telah menjadi ancaman serius bagi bisnis dan organisasi yang memiliki banyak data penting. Salah satu cara untuk mengatasinya adalah dengan mengamankan data ke storage backup.

Storage backup merupakan proses atau tindakan untuk menghasilkan salinan data dan menyimpannya di lokasi terpisah atau di media penyimpanan berbeda. Tujuan dari storage backup adalah untuk melindungi data dari kehilangan, kerusakan, atau serangan malware seperti ransomware.

Dengan memiliki salinan data yang terpisah dan terlindungi, perusahaan dapat memastikan perlindungan dan ketersediaan data penting untuk kelangsungan bisnis. Namun demikian, meski berfungsi untuk melindungi data dari ransomware, bukan tidak mungkin storage backup juga dapat menjadi sasaran serangan.

Lantas, bagaimana cara mengamankan storage backup dari ransomware? Simak penjelasannya di artikel berikut.

8 Strategi Lindungi Storage Backup dari Serangan Ransomware

Strategi Lindungi Storage Backup dari Serangan Ransomware

Melindungi storage backup sangat penting sebagai pertahanan terakhir terhadap serangan ransomware. Akan tetapi, Anda perlu memahami delapan strategi yang bisa diterapkan untuk memperkuat backup system dan mengurangi dampak serangan ransomware.

1. Pahami Landscape Ancaman

Untuk melindungi storage backup secara efektif, pahami lanskap ancaman yang ditimbulkan ransomware. Misalnya, pola dan metode serangan yang digunakan, hingga konsekuensi potensial dari serangan yang berhasil. Dengan memahami taktik ini, bisnis dapat mengadopsi langkah keamanan yang sesuai untuk melindungi backup infrastructure mereka.

2. Terapkan RCA dan Otentikasi

Implementasikan MFA, PAM, dan RBAC untuk membatasi akses yang tidak sah ke backup system. Hal ini memastikan hanya pihak yang berwenang yang dapat mengakses dan mengubah data cadangan, sehingga mengurangi risiko ransomware merusak data penting.

3. Enkripsi Data dan Transmisi Cadangan

Enkripsi dan protokol cadangan seperti SFTP atau VPN sebagai lapisan perlindungan tambahan, memastikan meskipun attacker mendapatkan akses ke file cadangan, mereka tidak dapat membaca data tanpa kunci enkripsi.

4. Backup Rutin secara Offline dan Offsite

Rutin membuat backup dan mentransfernya ke lokasi di luar jaringan, bisnis dapat memastikan data cadangan tidak terganggu saat serangan ransomware. Pengujian secara teratur terhadap proses recovery dan verifikasi integritas backup juga sangat penting, memastikan efektivitas recovery.

5. Segmentasi dan Isolasi Jaringan

Membatasi saluran komunikasi serta access point antara backup system dan jaringan utama, dapat mencegah serangan ransomware menyebar ke infrastruktur cadangan.

6. Monitoring dan Deteksi Ancaman Secara Berkala

Deteksi aktivitas mencurigakan dengan menggunakan solusi keamanan canggih seperti IDS dan SIEM untuk respons ancaman dengan cepat, sehingga meminimalkan dampak terhadap backup storage.

7. Tingkatkan Literasi Keamanan Karyawan

Lakukan program pelatihan keamanan komprehensif untuk mengedukasi karyawan tentang ancaman ransomware, phishing, cara browsing aman, dan penanganan yang tepat terhadap email atau link mencurigakan. Dengan cara ini, karyawan mendapatkan lapisan pertahanan tambahan saat serangan ransomware terjadi.

8. Perencanaan Incident Response dan Recovery

Siapkan pengujian dan simulasi incident response, seperti deteksi dan pelaporan kejadian, prosedur backup recovery, serta analisis pasca kejadian untuk memastikan keefektifan dan kesiapan bisnis merespons serangan ransomware.

Dengan menerapkan delapan strategi di atas, perusahaan dapat meningkatkan keamanan storage backup dan memastikan kelangsungan bisnis menghadapi lanskap ancaman ransomware yang terus berkembang.

Baca Juga: All-Flash Vs Hybrid Storage: Mana Data Storage Yang Paling Cocok Untuk Bisnis Anda?

6 Metode Storage Backup untuk Amankan Data

Storage Backup NetApp Snapshot Technology

Selain melakukan strategi di atas, bisnis juga perlu memiliki metode storage backup yang kuat untuk terhindar dari data loss dan memastikan recovery yang lancar. Berikut enam metode yang bisa Anda gunakan.

Full Backup

Metode backup yang mana semua file dan data disalin ke media cadangan dengan recovery lengkap dan komprehensif. Namun demikian, proses recovery membutuhkan waktu lebih lama dan memerlukan ruang storage lebih besar.

Incremental Backup

Metode backup yang hanya mencatat perubahan sejak backup terakhir, entah itu full backup atau differential backup. Keuntungan dari incremental backup adalah waktu recovery lebih cepat dan kebutuhan penyimpanan lebih rendah.

Differential Backup

Metode backup yang mencatat perubahan yang terjadi sejak full backup terakhir, bukan sejak proses differential backup sebelumnya.

Mirror Backup

Saat melakukan mirror backup, semua file dan data yang ada di sistem akan disalin sama persis. Jika ada perubahan atau penghapusan di sistem, data yang sudah di-backup juga akan berubah.

Snapshot Backup

Metode backup yang melakukan salinan cepat dan konsisten dari kumpulan data pada satu titik waktu tertentu. Snapshots adalah representasi read-only dari sistem seperti metadata dan status file.

Cloud Backup

Metode backup dengan layanan cloud untuk menyimpan salinan data. Dalam cloud backup, data dicadangkan secara terenkripsi dan disimpan di cloud computing yang aman dan terkelola.

Bagi Anda yang membutuhkan metode backup dengan recovery data cepat, perlindungan terhadap kegagalan hardware dan efisiensi penggunaan storage, maka solusi NetApp Snapshot dapat menjadi pilihan tepat.

Mengenal NetApp Snapshot Technology

NetApp Snapshot adalah software replikasi data yang bekerja dengan teknologi snapshot untuk data recovery. Solusi ini menyediakan replikasi data cepat dan efisien dalam penggunaan storage, serta memberikan kendali penuh ke pengguna terhadap data dan salinannya.

Melalui Snapshot, perusahaan mendapatkan stabilitas, fungsionalitas, performa lebih baik, hingga efisiensi penyimpanan. Selain itu, NetApp Snapshot menggunakan dua jenis teknologi untuk mengelola replikasi data yaitu Copy on Write (COW) dan Redirect on Write (ROW).

Teknologi COW membuat salinan informasi asli setelah proses replikasi selesai, kemudian sistem akan menimpa data yang telah dimodifikasi ke blok asli. Sebaliknya, ROW mengalihkan snapshot ke storage block baru dan meng-update pointer ke blok tersebut, yang juga mengarah ke lokasi asli.

Dengan menggabungkan kedua teknologi dari NetApp Snapshot ini, Anda dapat menghemat storage serta mengelola data secara efisien melalui melalui deduplikasi dan kompresi.

Konsultasikan Kebutuhan Backup Storage Perusahaan Anda dengan Tim MBT

Masih kesulitan menentukan backup storage untuk kebutuhan bisnis Anda? Mega Buana Teknologi (MBT) sebagai salah satu penyedia solusi IT terpercaya, siap membantu memenuhi kebutuhan backup storage yang cocok untuk bisnis Anda.

Tim IT MBT yang berpengalaman, profesional, dan bersertifikat akan membantu Anda mulai dari tahap konsultasi, deployement, management, hingga dukungan after-sales untuk memastikan Anda terhindar dari proses trial and error. Segera hubungi kami di sini.

Penulis: Wilsa Azmalia Putri

Content Writer CTI Group

Share This Article :

Table of Contents

Related Post

Optimalkan Produktivitas dengan Sistem File Management yang Efektif

File management is key to maintaining productivity and efficiency amid the ever-growing number of business files. Proper file management can save time,...

WiFi 7 Revolusi Konektivitas Internet Masa Depan

Since its release this year, WiFi 7 has been claimed to be a new era of future internet connectivity. The latest generation...

Memahami Apa Itu Object Storage Serta Fungsi dan Keunggulannya

Have you ever wondered how Instagram photos, YouTube videos, or TikTok content are stored and accessed so seamlessly? The answer lies in...