Author – Andy Kurniawan, Oracle Presales Mega Buana Teknologi
Di era digitalisasi ini penyimpanan data kedalam sistem database atau basis data sudah mejadi kebutuhan pokok bagi suatu aplikasi maupun sistem. Seiring dengan pertumbuhan teknologi yang pesat dibutuhkan juga sebuah database yang mampu berjalan dan terintegrasi dengan berbagai platform maupun database lainnya. Selain elastisitas dari terintegrasi suatu database, penyedia maupun pengembang database juga dituntut untuk tetap menjaga keamaan dari setiap data dari resiko kerusakan maupun kehilangan. Sehingga tidak heran banyak provider database yang memberikan harga berupa lisence database sebagai bentuk legalitas penggunaan aplikasi dan support yang akan diberikan provider untuk membantu penggunaan aplikasi database tersebut.
Disisi lain dalam mengoperasikan sebuah database juga dibutuhkan hardware dan Operating System yang mampu mendukung kebutuhan database tersebut, selain kapasitas disk yang besar sebagai tempat penyimpanan data, database juga membutuhkan beberapa parameter lainnya seperti jumlah CPU cores dan memory yang berfungsi sebagai eksekutor dari setiap intruksi yang diberikan agar database dapat mengeksekusi perintah dan memberikan output yang lebih cepat dan maksimal.
Oracle Database merupakan salah satu provider database terbaik dimana database Oracle dapat berjalan diatas berbagai Operating System dan bahasa pemograman seperti C, Haskell, Java, Perl, PHP, Python dan lainnya, sehingga database Oracle dapat terintergrasi dengan baik ke berbagai aplikasi dan database lain. Dalam penggunaan aplikasi database Oracle user diwajibkan untuk membeli lisence database berdasarkan jumlah total CPU core physical hardware.
Jika user ingin menggunakan database Oracle dengan spesifikasi hardware 2 socket CPU dengan jumlah total 24 cores, memory 1Tb dan disk 4Tb, maka parameter yang perlu diperhatikan untuk pembelian lisence dari spesifikasi tersebut adalah jumlah total cores saja meskipun jumlah data dan penggunaan memory terhitung sangat besar, sehingga Oracle hanya mewajibkan user untuk membeli lisence dengan jumlah total CPU cores physical hardware tersebut. Sesuai ketentuan lisence yang diperlakukan oleh Oracle apabila user hanya menggunakan sebagian dari jumlah total CPU cores untuk database, maka hal ini cukup membebani pihak user.
Dalam menyikapi lisence database Oracle, Oracle menawarkan sebuah solusi yaitu partisi hardware yang bertujuan untuk membatasi penggunaan cores CPU menggunakan OLVM (Oracle Linux Virtualization Manager). OLVM merupakan salah satu produk sistem virtualisasi berbasis x86 dari Oracle
dengan KVM sebagai hypervisiornya sehingga dapat melakukan fungsi virtualisasi server secara lebih baik dan efisien, OLVM diakui oleh Oracle sebagai metode partisi resorce hardware atau sering kita kenal hard patitioning terutama CPU cores yang sangat membantu user database Oracle dalam menangani lisencing.
Hard Partitioning Lisence Oracle Database
Peran OLVM sebagai hard partitioning adalah sebagai manajer yang membatasi sekaligus mengalokasikan resource server yang akan digunakanuntuk keperluan database.
Pada sistem berbasis x86, inti CPU (menonaktifkan hyperthreading) atau CPU (mengaktifkan hyperthreading) yang mana cores CPU tersebut tetap disajikan sebagai CPU fisik oleh hypervisor atau sistem baremetal. Meskipun dalam perhitungan license database Oracle berdasarkan pada jumlah CPU core physical hardware. Bersama OLVM sebagai manager resource server, Oracle hanya akan menghitung jumlah license berdasarkan resource yang dialokasikan untuk database Oracle saja. Selain untuk membantu user manangani lisencing database Oracle, OLVM juga dapat digunakan sebagai manajer yang baik dalam pemanfaatan dari resource server agar lebih optimal dan efiseien. Untuk mengetahui lebih jauh mengenai produk dan solusi Oracle silakan hubungi marketing@megabuana.id