Data Loss Prevention (DLP) menjadi benteng pertahanan yang diterapkan untuk melindungi data sensitif dari berbagai ancaman. Data sensitif, seperti informasi pelanggan, data keuangan, dan rahasia dagang, merupakan elemen kunci untuk kelangsungan hidup dan keunggulan kompetitif suatu perusahaan. DLP merupakan strategi dan teknologi yang dirancang khusus untuk mencegah terjadinya kebocoran data, baik secara tidak sengaja maupun disengaja.
Dalam artikel ini, MBT akan mengulas secara lebih mendalam tentang DLP, termasuk pengertian, jenis-jenisnya, dan cara implementasinya dalam melindungi aset data serta meminimalkan risiko kehilangan data.
Apa itu Data Loss Prevention?
Data Loss Prevention adalah strategi, kebijakan, dan teknologi yang dirancang untuk mencegah kehilangan atau bocornya data rahasia, sensitif, atau penting dari suatu bisnis. Tujuannya adalah melindungi data sensitif dari akses dan penggunaan yang tidak sah, atau kehilangan akibat kecelakaan atau kecerobohan.
DLP melibatkan identifikasi, pemantauan, dan pengendalian data sensitif di seluruh infrastruktur IT perusahaan, termasuk sistem penyimpanan, jaringan, dan aplikasi. Langkah-langkahnya mencakup enkripsi data, pembatasan akses, pemantauan aktivitas pengguna, dan deteksi serta pencegahan dari perilaku atau aktivitas yang berpotensi membahayakan data.
Implementasi DLP biasanya melibatkan hardware, software, dan kebijakan internal perusahaan, serta pelatihan dan kesadaran pengguna untuk memastikan kepatuhan terhadap kebijakan yang ditetapkan.
Mengapa Perusahaan Harus Menerapkan DLP
Menerapkan Data Loss Prevention menjadi sangat penting bagi perusahaan, mengingat dampak serius yang dapat terjadi jika tidak ada sistem perlindungan yang memadai. Berikut lima alasan mengapa perusahaan harus menerapkan DLP.
1. Kehilangan Data Sensitif
Tanpa DLP, perusahaan rentan terhadap kehilangan data sensitif seperti informasi pelanggan, rahasia dagang, data keuangan, atau informasi pribadi karyawan. Hal ini dapat mengakibatkan kerugian keuangan yang signifikan, kerusakan reputasi, dan konsekuensi hukum yang serius.
2. Pelanggaran Terhadap Peraturan
Di Indonesia, UU PDP mengatur perlindungan data pelanggan. Tanpa menerapkan DLP, perusahaan mungkin tidak dapat mematuhi peraturan ini, mengakibatkan sanksi hukum dan denda atas pelanggaran yang dilakukan.
3. Ancaman Keamanan
Tanpa menerapkan DLP, perusahaan menjadi lebih rentan terhadap serangan siber seperti pencurian data, malware, atau serangan phishing. Data yang tidak terlindungi menjadi target empuk bagi penjahat siber yang mencari informasi berharga untuk dijual atau dieksploitasi.
4. Kehilangan Reputasi
Kehilangan data sensitif atau pelanggaran keamanan dapat merusak reputasi perusahaan. Ini dapat menyebabkan kehilangan kepercayaan dari konsumen dan mitra bisnis, berdampak negatif pada hubungan pelanggan, pertumbuhan bisnis, dan reputasi perusahaan.
5. Kehilangan Data Akibat Kesalahan
Tanpa DLP, risiko kehilangan data karena human error atau kegagalan sistem dapat meningkat secara signifikan. Hal ini dapat mengganggu operasional bisnis, menyebabkan gangguan layanan, serta memerlukan waktu dan sumber daya yang signifikan untuk memulihkannya.
Bagaimana Cara Kerja Data Loss Prevention (DLP)?
Data Loss Prevention bekerja secara sistematis dalam beberapa tahapan untuk mendeteksi, melindungi, dan mengamankan data sensitif dari kebocoran atau penggunaan yang tidak sah. Berikut tahapan umum cara kerja DLP.
Identifikasi Data Sensitif
Tahap pertama dalam cara kerja DLP adalah mengidentifikasi data sensitif yang perlu dilindungi. Ini mencakup informasi pribadi seperti nomor identitas, data finansial seperti nomor kartu kredit, atau informasi rahasia perusahaan seperti rancangan produk atau rencana strategis.
Pengawasan dan Pemantauan
DLP memantau aliran data di dalam dan di luar jaringan perusahaan, termasuk email, transfer file, percakapan chat, dan aktivitas lainnya. Dengan menggunakan berbagai teknik seperti inspeksi konten, analisis pola, dan pemblokiran akses, DLP dapat mengidentifikasi potensi pelanggaran keamanan.
Pendeteksian Pelanggaran
Setelah data sensitif diidentifikasi dan pemantauan dimulai, DLP bekerja untuk mendeteksi perilaku atau tindakan yang melanggar kebijakan keamanan yang ditetapkan. Ini termasuk upaya mentransfer data sensitif secara tidak sah, percobaan akses dari lokasi yang tidak sah, atau aktivitas yang menunjukkan ancaman keamanan.
Tindakan Pengamanan
Saat pelanggaran keamanan terdeteksi, DLP mengambil tindakan untuk menghentikan atau memblokir tindakan yang tidak sah tersebut. Ini bisa berupa pemblokiran transfer data, memberikan peringatan kepada pengguna, atau menghapus informasi sensitif secara otomatis.
Pelaporan dan Audit
Tahap terakhir, DLP menyediakan laporan komprehensif tentang aktivitas keamanan yang terjadi di dalam jaringan. Ini memungkinkan tim keamanan untuk menganalisis pola ancaman, mengevaluasi efektivitas kebijakan keamanan, dan memperbaiki celah keamanan yang terdeteksi.
Apa Saja Jenis-jenis DLP yang Dapat Diterapkan?
Ada lima jenis DLP yang dapat diterapkan perusahaan untuk melindungi data sensitif mereka, masing-masing dengan fokus dan cara kerjanya yang berbeda.
1. DLP Jaringan (Network DLP)
Jenis DLP ini memantau aliran data di dalam jaringan perusahaan, termasuk email, transfer file, dan komunikasi lainnya. Network DLP dapat mencegah kebocoran data dengan memblokir atau mengenkripsi data yang melanggar kebijakan keamanan yang ditetapkan.
2. DLP Endpoint
DLP ini berfokus pada perangkat endpoint seperti laptop, desktop, dan perangkat mobile. Endpoint DLP melindungi data sensitif dengan mengontrol akses, mengenkripsi data, dan mendeteksi aktivitas mencurigakan di perangkat pengguna.
3. DLP Cloud
Dirancang khusus untuk melindungi data yang disimpan dan diproses di lingkungan cloud seperti AWS, Azure, atau Google Cloud Platform. DLP Cloud memungkinkan perusahaan untuk memantau dan mengamankan data yang disimpan di cloud dengan menerapkan kebijakan keamanan seperti yang digunakan di infrastruktur lokal.
4. DLP Email
DLP Email dapat memantau pesan email untuk konten sensitif, mengenkripsi lampiran, dan mencegah pengiriman email yang mengandung informasi rahasia ke alamat yang tidak sah.
5. DLP Aplikasi dan Database
DLP juga dapat diterapkan di tingkat aplikasi dan database untuk melindungi data sensitif yang disimpan dan diakses oleh aplikasi bisnis atau sistem manajemen database. DLP ini dapat mencegah akses tidak sah, mengenkripsi data, dan memonitor aktivitas pengguna di dalam aplikasi atau database.
Tantangan dalam Penerapan Data Loss Prevention
Implementasi Data Loss Prevention tentu saja bukan hal yang mudah bagi perusahaan. Beberapa poin sistem yang sudah berjalan membutuhkan perhatian khusus. Berikut beberapa tantangan yang dihadapi.
Kompleksitas Data
Volume dan kompleksitas data yang semakin meningkat membuat identifikasi dan klasifikasi data sensitif menjadi tantangan. Berbagai jenis data, seperti terstruktur, tidak terstruktur, dan semi-terstruktur, memerlukan pendekatan yang berbeda dalam proses klasifikasi.
Enkripsi
Meskipun enkripsi penting untuk melindungi data sensitif, hal ini juga dapat menjadi tantangan penerapan DLP. Data yang terenkripsi sulit untuk dipantau dan dianalisis karena solusi DLP mungkin tidak dapat mengakses konten file atau komunikasi yang terenkripsi.
Transfer dan Berbagi Data
Dengan meningkatnya penggunaan cloud computing dan platform kolaborasi, data sering dibagikan dan ditransfer antara sistem dan pengguna yang berbeda di dalam dan di luar perusahaan. Memastikan keefektifan DLP dalam berbagai lingkungan ini bisa rumit, terutama saat berurusan dengan layanan pihak ketiga dan mitra eksternal.
Dampak Kinerja
Implementasi DLP yang komprehensif terkadang dapat memengaruhi kinerja sistem, terutama dalam lingkungan dengan traffic tinggi. Kebijakan yang terlalu restriktif atau proses pemindaian yang memakan banyak sumber daya dapat merusak kinerja jaringan atau mengganggu operasi bisnis.
Kepatuhan Regulasi
Kepatuhan terhadap peraturan perlindungan data seperti GDPR, HIPAA, CCPA, dan UU PDP menambahkan kompleksitas dalam implementasi DLP. Perusahaan harus memastikan strategi DLP mereka sesuai dengan persyaratan regulasi yang relevan, serta dapat berbeda berdasarkan lokasi geografis dan sektor industri.
Perusahaan perlu memilih jenis DLP yang tepat berdasarkan kebutuhan dan anggaran. Menggunakan kombinasi beberapa jenis DLP dapat memberikan perlindungan data yang optimal serta mengatasi tantangan pada saat implementasinya. Salah satu solusi yang dapat dipertimbangkan adalah MySQL Enterprise Edition, yang dilengkapi fitur dan kemampuan untuk memonitor dan mengamankan data dari serangan siber ke database perusahaan.
Solusi Data Loss Prevention dengan MySQL Enterprise Edition
MySQL Enterprise Edition, sebagai sebuah database management system (DBMS) yang kuat, menyediakan fitur keamanan yang dapat melindungi data sensitif untuk Data Loss Prevention (DLP). Ini menjadi solusi tepat bagi perusahaan yang menggunakan database MySQL dan membutuhkan fitur untuk menerapkan kebijakan DLP.
Berikut adalah empat solusi MySQL Enterprise Edition yang dapat membantu perusahaan menerapkan kebijakan Data Loss Prevention tanpa mengubah software DBMS MySQL.
MySQL Enterprise Transparent Data Encryption (TDE)
MySQL Transparent Data Encryption (TDE) adalah metode enkripsi yang secara otomatis melindungi data yang disimpan di dalam database MySQL. Saat diaktifkan, TDE mengenkripsi data sebelum disimpan ke disk dan mendekripsi saat dibaca, tanpa memerlukan intervensi aplikasi. Proses tersebut menggunakan kunci enkripsi yang disimpan secara aman di dalam MySQL, membutuhkan manajemen kunci yang tepat. TDE memberikan perlindungan data yang kuat tanpa mengganggu aplikasi.
MySQL Enterprise Masking and De-Identification
MySQL Enterprise Masking and De-Identification adalah fitur yang memungkinkan perusahaan untuk melindungi data sensitif dalam database MySQL dengan mengaburkan atau mengubah nilainya. Data yang akan ditampilkan merupakan data samar dan bukan data asli. Fitur ini bekerja dengan membuat kebijakan masking di dalam database dan kemudian kebijakan tersebut digunakan sebagai acuan untuk menyamarkan data.
MySQL Enterprise High Availability
MySQL Enterprise High Availability menawarkan solusi untuk menjaga ketersediaan database MySQL bagi proses bisnis. Dengan menciptakan redundansi dari server database, solusi ini memastikan bahwa ketika salah satu server tidak tersedia, server lainnya siap untuk melanjutkan permintaan dari sisi klien.
MySQL Enterprise Audit
MySQL Enterprise Audit adalah solusi audit keamanan pada server MySQL. Solusi ini memungkinkan pengguna untuk merekam aktivitas seperti login, logout, query, dan perubahan skema database. Prosesnya meliputi konfigurasi audit, penyimpanan log, analisis log, dan tindak lanjut berdasarkan informasi dari log audit. Dengan menggunakan MySQL Enterprise Audit, perusahaan dapat memantau dan melacak aktivitas pengguna dengan lebih baik, meningkatkan keamanan sistem database, serta memenuhi kebutuhan kepatuhan yang berlaku bagi perusahaan.
Dapatkan Solusi MySQL Enterprise Edition Hanya di MBT
Saatnya beralih ke MySQL Enterprise Edition untuk penerapan Data Loss Prevention (DLP) yang lebih efektif. Sebagai authorized distributor MySQL, Mega Buana Teknologi (MBT) memiliki teknisi IT berpengalaman dan siap membantu Anda menghindari trial and error saat menerapkan solusi MySQL Enterprise Edition. Dukungan IT 24/7 akan membantu Anda mendapatkan layanan komprehensif saat sebelum hingga setelah solusi diimplementasikan.
Ingin tahu lebih lanjut tentang MySQL Enterprise Edition dan berminat untuk melakukan proof of concept? Jangan ragu untuk hubungi kami di link berikut.
Penulis: Wilsa Azmalia Putri
Content Writer CTI Group