Meningkatnya serangan siber seperti phishing, malware, hingga eksploitasi perangkat IoT, data breach prevention tak bisa lagi dianggap sebagai opsi tambahan. Menurut Gartner Emerging Risk Response Toolkit: Cybersecurity, rata-rata kerugian akibat kebocoran data mencapai $8,64 juta per insiden.
Hanya saja, hingga saat ini masih banyak perusahaan yang masih lalai menerapkan perlindungan dasar seperti enkripsi, kontrol akses, dan pelatihan keamanan bagi karyawan. Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang penyebab hingga praktik terbaik data breach prevention untuk bisnis.
Apa itu Data Breach?
Data breach adalah insiden keamanan siber di mana informasi sensitif, rahasia, atau terlindungi diakses, dicuri, atau diekspos oleh pihak yang tidak berwenang. Data yang dimaksud bisa berupa identitas pribadi, data keuangan, kredensial login, hingga data perusahaan yang bersifat strategis.
Menurut Forrester, pelanggaran data dapat terjadi karena berbagai faktor, termasuk serangan siber seperti phishing, malware, ransomware, dan social engineering, human error, pencurian kredensial, software vulnerabilities, minimnya keamanan dan audit, hingga kesalahan konfigurasi. Dampak dari data breach bisa sangat merugikan—mulai dari kerugian finansial, rusaknya reputasi, hingga sanksi hukum akibat pelanggaran kepatuhan.
Untuk mencegah terjadinya data breach, perusahaan perlu menerapkan langkah-langkah strategis seperti penggunaan enkripsi, autentikasi multi-faktor, serta pemantauan jaringan secara berkala.
Penyebab dan Sumber Umum Data Breach
Sebagai insiden memungkinkan informasi sensitif diakses dan diungkap oleh pihak yang tidak berwenang, data breach dapat memicu kerugian finansial hingga kerusakan reputasi. Dihimpun dari berbagai sumber, berikut beberapa penyebab dan sumber utama terjadinya data breach.
Human Error
PaySimple mencatat salah satu penyebab paling umum terjadinya data breach adalah karena kelalaian manusia (human error), seperti mengirimkan data ke lihak yang salah atau lemahnya penggunaan password. Meskipun tidak dilakukan dengan niat jahat, dampaknya bisa sanagt besar untuk keberlangsungan bisnis.
Pencurian Perangkat dan Akses Tidak Sah
PeyProject menyoroti bahwa kehilangan perangkat kerja seperti laptop, tablet, ponsel, atau USB drive yang tidak dilindungi enkripsi dapat menjadi pintu masuk pencurian data. Hal ini umumnya terjadi di lingkungan kerja mobile, hybrid, atau BYOD tanpa ada kebijakan keamanan yang ketat.
Serangan Siber
Forrester mencatat bahwa serangan siber seperti phishing, malware, ransomware, dan social engineering merupakan metode utama terjadinya data breach. Peretas mengeksploitasi celah keamanan sistem, lalu memanipulasi pengguna untuk mendapatkan akses data penting dan kredensial.
Vulnerability Exploits
Organisasi yang masih menggunakan software atau sistem yang tidak di-patch, versi lawas tanpa update, atau celah keamanan yang kerap dieksploitasi oleh pelaku untuk masuk ke jaringan internal tanpa terdeteksi.
Insider Threats
Selain ancaman eksternal, karyawan sebagai pihak internal dapat memicu ancaman-baik yang disengaja maupun tidak disengaja. Ancaman internal termasuk mantan karyawan atau staf yang masih memiliki akses dan dapat menyalahgunakan hak akses.
Apa yang Dapat Dilakukan Peretas dengan Data yang Dicuri?
Data sensitif yang berhasil dicuri oleh peretas dapat menjadi jalan untuk berbagai kejahat yang lebih luas dan berdampak besar bagi organisasi sebagai korban. Berikut lima hal yang dapat dilakukan oleh peretas dengan data curiannya:
- Meniru identitas korban dengan menggunakan informasi pribadi seperti nama lengkap, alamat, nomor identitas, hingga tanggal lahir untuk membuka akun bank palsu, mengajukan pinjaman, hingga melakukan penipuan pajak.
- Berbekal username dan password yang dicuri, peretas dapat mengakses akun email, media sosial, hingga akun kerja dan bisnis korban. Jika pengguna menggunakan password yang sama untuk banyak akun, maka hal itu dapat menjadi pintu masuk ke seluruh ekosistem digital korban.
- Aksi pemerasan dan ancaman (blackmail) berbekal informasi sensitif untuk mendapatkan uang tebusan atau menyebarkan data secara publik
- Membangun kampanye serangan phishing atau distribusi malware dengan sangat meyakinkan. Peretas dapat menyamar sebagai orang yang dipercaya oleh korban dan menyebarkan malware atau mencuri informasi pribadi korban.
- Informasi kartu kredit, nomor rekenng bank, hingga data keuangan lain dapat digunakan untuk melakukan transaksi ilegal, mencuri dana, hingga menjual data ke pihak lain di dark web.
12 Praktik Terbaik untuk Mencegah Data Breach
Mengingat data breach memiliki imbas yang sangat besar dalam jangka panjang, maka penting untuk bisnis secara serius menginvestasikan waktu dan biaya demi memastikan hal tersebut tidak akan terjadi. Berikut 12 praktik terbaik yang dapat mencegah terjadinya data breach.
Multi-Factor Authentication (MFA)
Menggunakan MFA dapat menambah lapisan keamanan dengan meminta lebih dari satu metode verifikasi sebelum memberikan akses. Cara ini dapat mencegah penyusup masuk hanya dengan berbekal password curian.
Enkripsi Data
Data yang dienkripsi membuatnya tidak dapat dibaca dan dicuri. Untuk itu enkripsi data wajib diterapkan untuk data-in-transit (saat dikirim) maupun data-in-rest (saat disimpan).
Least Privilege Access
Berikan akses data hanya kepada karyawan yang sangat membutuhkan. Semakin sedikit akses yang diberikan, maka semakin kecil risiko penyalahgunaan.
Update Software
Update dan patch sistem keamanan secara berkala untuk memperbaiki kerentanan yang dapat dimanfaatkan oleh peretas.
Gunakan Firewall dan Antivirus
Firewall dapat memblokir traffic mencurigakan dan antivirus melindungi dari malware yang dapat menjadi pintu masuk terjadinya kebocoran data.
Edukasi Karyawan tentang Ancaman Siber
Kesalahan manusia masih menjadi penyebab utama yang mendominasi terjadinya kebocoran data. Untuk itu sangat penting diberikan pelatihan rutin tentang phishing, social engineering, dan praktik keamanan dasar kepada karyawan.
Amankan Perangkat Fisik
Gunakan sistem pelacakan, gunakan password perangkat, dan opsi penguncian jarak jauh untuk mencegah terjadinya pencurian atau kehilangan data dari laptop dan perangkat mobile.
Gunakan Jaringan yang Aman
Hindari menggunakan WiFi publik untuk mengakses data sensitif dan pastikan koneksi lebih aman menggunakan Virtual Private Network (VPN).
Kebijakan Password yang Aman
Terapkan kebijakan password yang kompleks dan wajibkan perubahan secara berkala untuk mengurangi risiko peretasan melalui kebocoran atau lemahnya kredensial.
Rutin Backup Data
Lakukan backup data secara rutin untuk memastikan proses recovery cepat ketika terjadi kebocoran atau serangan ransomware. Pastikan untuk menyimpan backup data di lokasi yang aman dan terisolasi.
Audit Keamanan secara Berkala
Audit dapat membantu identifikasi celah keamanan, memastikan kepatuhan terhadap kebijakan, dan mengevaluasi efektivitas sistem keamanan yang diterapkan.
Terapkan Sistem EDR dan NDR
Sistem Endpoint Detection and Response (EDR) dan Network Detection and Response (NDR) mampu memantau dan merespons aktivitas mencurigakan secara real-time.
Pencegahan Data Breach dari EasiShare
EasiShare adalah platform keamanan file tingkat enterprise yang dirancang untuk mencegah terjadinya data breach pada organisasi Anda. Dengan kontrol akses yang ketat, enkripsi end-to-end, dan pengelolaan akses pengguna yang fleksibel, EasiShare merupakan solusi yang dapat membantu organisasi meningkatkan keamanan saat sharing file secara internal dan eksternal.
Untuk mencegah terjadinya kebocoran data, EasiShare dilengkapi dengan fitur keamanan canggih berikut.
OTP dan Link Sekali Pakai
Pengguna dapat mengirimkan file berkapasitas besar melalui link yang hanya bisa diakses sekali, dilindungi dengan 2FA, batas waktu kedaluwarsa, dan pembatasan jumlah download.
Kontrol Akses Granular dan Delegasi Admin
Administrator dapat menetapkan izin akses secara spesifik (lihat, baca, dan edit) untuk setiap pengguna atau grup, termasuk mendelegasikan pengelolaan akses kepada kepala departemen atau pimpinan tim.
Audit Trail Lengkap
Setiap aktivitas file tercatat secara detail, memungkinkan pelacakan dan audit komprehensif terhadap kepatuhan dan keamanan.
Integrasi dengan Active Directory
EasiShare dapat diintegrasikan dengan Active Directory untuk kebutuhan sinkronisasi pengguna dan kebijakan keamanan yang konsisten.
EasiShare juga dapat membantu organisasi dalam memudahkan pengelolaan hak akses karyawan melalui dua cara berikut ini:
- Review akses secara berkala yang memungkinkan admin meninjau dan memastikan bahwa hanya pengguna berwenang yang memiliki akses ke data sensitif.
- Pengguna dapat berkolaborasi dalam folder yang dikelola dengan izin akses yang telah ditentukan. Cara ini untuk memastikan bahwa hanya pihak berwenang yang dapat mengakses konten tertentu di dalam folder.
Pencegahan Data Breach dari Oracle
Oracle manawarkan solusi keamanan database yang komprehensif dengan menggabungkan enkripsi data dan deteksi ancaman secara real-time untuk mencegah terjadinya pelanggaran data. Melalui pendekatan berlapis yang dirancang untuk melindungi data sensitif di seluruh lifecycle, Oracle menerapkan arsitektur keamanan berlapis yang mencakup built-in security ke dalam arsitektur cloud Oracle dan Zero Trust framework untuk memastikan bahwa setiap akses ke data harus diverifikasi untuk mengurangi risiko pengguna internal dan eksternal.
Oracle mampu mendeteksi anomali dan memantau aktivitas secara real-time untuk memberikan perlindungan proaktif terhadap ancaman keamanan. Selain itu, solusi ini juga membantu organisasi mengurangi risiko pelanggaran data melalui kontrol akses yang ketat, otomatisasi penilaian risiko dan kepatuhan, serta fleksibilitas untuk diterapkan di lingkungan hybrid sesuai kebutuhan organisasi.
Melalui pendekatan keamanan yang komprehensif dan terintegrasi, Oracle menghadirkan rangkaian solusi keamanan, antara lain.
Oracle Data Safe
Layanan cloud yang menyediakan pusat kontrol terpadu untuk melindungi database di lingkungan on-premises dan cloud. Solusi ini dapat membantu organisasi menemukan dan mengklasifikasikan data sensitif menggunakan lebih dari 130 tipe data, menilai risiko konfigurasi keamanan dan pengguna, hingga memantau aktivitas pengguna dan audit keamanan.
Oracle Audit Vault and Database Firewall (AVDF)
Solusi ini membantu organisasi mengumpulkan dan memantau data audit dari berbagai sumber, termasuk sistem operasi, Oracle dan non-Oracle. AVDF membantu organisasi mengidentifikasi aktivitas mencurigakan atau tidak sah, menyediakan laporan audit yang komprehensif untuk kepatuhan regulasi, hingga mengamankan data audit dengan enkripsi dan kontrol akses yang ketat.
Oracle Advanced Security
Menawarkan fitur Transparent Data Encryption (TDE) dan redaksi data yang dapat melindungi data sensitif dari akses tidak sah, baik saat disimpan maupun saat ditransmisikan.
Pencegahan Data Breach dari MySQL
MySQL menghadirkan solusi keamanan berlapis yang terintegrasi dan dirancang untuk melindungi data sensitif di tingkat database – mulai dari kontrol akses, enkripsi, hingga kepatuhan terhadap regulasi. Dengan fitur keamanan robust dan siap pakai, mulai dari data masking, enkripsi transparan, hingga kontrol akses granular menjadikan MySQL sebagai solusi ideal untuk perlindungan data sensitif secara komprehensif di lingkungan hybrid dan on-premises.
MySQL dilengkapi dengan automatic security patching untuk melindungi sistem dari kerentanan terbaru tanpa downtime, integrasi seamless dengan sistem manajemen kunci enkripsi seperti Oracle Key Vault, dan memenuhi standar keamanan seperti GDPR, HIPAA, PCI-DSS, UU PDP, dan SOC 2 untuk memastikan organisasi memenuhi persyaratan audit dan regulasi.
Untuk mencegah terjadinya data breach, MySQL menerapkan enam strategi andal berikut.
1. General Security Issues
Mengadopsi prinsip keamanan menyeluruh, mulai dari arsitektur sistem hingga konfigurasi aplikasi untuk mencegah terjadinya eksploitasi dan penyalahgunaan.
2. Access Control and Account Management
Menyediakan kontrol akses berbasis role, manajemen akun pengguna yang ketat, dan otorisasi granular untuk mencegah akses tidak sah ke data penting.
3. Encrypted Connections
Didukung SSL/TLS memastikan seluruh koneksi antara aplikasi dan database dapat dienkripsi, sehingga mencegah pencurian data selama proses transmisi.
4. Security Components and Plugins
Menyediakan plugin keamanan tambahan seperti password validation, audit logging, dan integrasi dengan key management system (KMS) yang memperkuat mekanisme kontrol keamanan internal.
5. MySQL Enterprise Data Masking and De-Identification
Memungkinkan perusahaan menyamarkan (masking) atau menghapus identitas sensitif (de-identification) dalam lingkungan pengembangan dan pengujian untuk mengurangi risiko paparan data pribadi.
6. MySQL Enterprise Encryption
Melindungi data di level penyimpanan dengan Transparent Data Encryption (TD) yang dapat mengamankan file data secara otomatis tanpa perlu mengubah di tingkat aplikasi.
Cari Tahu Pencegahan Data Breach yang Tepat untuk Bisnis Anda di MBT
Di tengah meningkatnya ancaman keamanan di era digital, data breach prevention menjadi upaya penting yang harus diprioritaskan oleh bisnis Anda. EasiShare, Oracle, dan MySQL hadir menawarkan solusi data breach prevention dengan perlindungan ekstra untuk data sensitif organisasi Anda.
Dapatkan solusi EasiShare, Oracle, dan MySQL melalui Mega Buana Teknologi (MBT) sekarang! mitra resmi EasiShare, Oracle, dan MySQL. Sebagai bagian dari CTI Group, MBT menghadirkan rangkaian layanan profesional dengan teknisi IT berpengalaman dan bersertifikat untuk memastikan implementasi optimal tanpa trial and error.
Dukungan IT 24/7 memastikan layanan komprehensif sebelum, selama, dan setelah proses implementasi yang sesuai standar global dan best practice industri. Klik link berikut ini untuk memulai tahap konsultasi agar tim kami dapat membantu Anda memenuhi kebutuhan data breach prevention.
Penulis: Ervina Anggraini – Content Writer CTI Group