Untuk bisa bertahan di era digital, bisnis perlu mengatur strategi secara apik dalam mengelola data mereka. Namun demikian kendala terbesar yang masih dialami banyak perusahaan saat memindahkan datanya adalah migrasi cloud yang hendak dilakukan.
Proses ini pasti akan menyita resource dan waktu, apalagi jika data yang dipindahkan berjumlah masif–hingga terabytes–dalam waktu yang singkat. Bayangkan saja, migrasi cloud dari lingkungan legacy membutuhkan berbagai hal, seperti perencanaan dan persiapan yang matang, pemahaman infrastruktur, layanan public cloud yang baik, serta tool migrasi dan manajemen yang aman dan otomatis.
Sebetulnya, hal ini bisa diakali dengan migrasi bulk data. Dengan tool migrasi data yang sesuai, bisnis dapat memindahkan datanya dalam jumlah besar (bulk) sekaligus. Namun, cara ini seringkali berisiko, karena data yang dipindahkan berpotensi bisa hilang, belum lagi mengelola migrasi skala besar harus membutuhkan keahlian dan biaya yang sangat tinggi.
Dalam survei yang dilakukan Entrerprise Strategy Group, sejumlah eksekutif IT berpendapat bahwa 92 persen dari mereka mengaku perlu mengkonsolidasikan migrasi cloud yang dilakukan dengan arsitektur terpadu, sedangkan 89 persen mengungkap bahwa migrasi cloud yang dilakukan harus mampu memenuhi tujuan perusahaan di masa depan, dan 88 persen menekankan pentingnya memindahkan workload ke cloud lebih cepat. Seluruh concern ini sebetulnya bisa diatasi dengan solusi hybrid cloud management, yang akan dikupas lengkap dalam artikel berikut.
Pengertian, Manfaat dan Keunggulan Hybrid Cloud
Hybrid cloud adalah jenis lingkungan cloud yang menggabungkan penggunaan layanan baik dari public dan private cloud. Dalam hybrid cloud, perusahaan bisa memanfaatkan benefit dari public dan private cloud dengan mengelola data dalam private cloud, sambil menggunakan layanan public cloud untuk fungsi lainnya. Dengan menggunakan hybrid cloud, operasional IT bisnis tentunya akan lebih skalabel, fleksibel, dan hemat biaya.
Para jajaran petinggi perusahaan seperti CIO juga harus mempertimbangkan untuk menerapkan hybrid cloud management dalam memigrasikan data mereka, karena hybrid cloud management menawarkan beragam keunggulan, mulai dari menyederhanakan operasional IT, menghilangkan data silo, mengotomatisasi update, upgrade dan migrasi, memudahkan untuk migrasi ke cloud, memiliki kamanan dan teknologi yang mumpuni, serta memiliki strategi cloud yang fleksibel.
Ketahui Hal Berikut Jika Ingin Adopsi Hybrid Cloud
Dalam mewujudkan hybrid cloud management yang optimal, ada beberapa faktor penentu yang akan terjadi di tahun-tahun mendatang. Faktor ini perlu diperhatikan bisnis jika memang ingin menerapkan hybrid cloud management. Berikut beberapa di antaranya.
Optimalisasi Biaya Akan Dorong Adopsi Cloud
Pada 2024, seluruh aplikasi legacy yang dipindahkan ke Infrastructure-as-a-Service (IaaS) akan membutuhkan optimalisasi untuk menjadi lebih cost-effective. Penyedia cloud akan terus memperkuat kemampuan optimalisasi native mereka untuk membantu bisnis memilih arsitektur paling cost-effective yang dapat memberikan performa andal.
Karenanya, bisnis perlu mengetahui apa saja kebutuhan optimalisasi mereka sebagai bagian penting dari proyek migrasi cloud. Kembangkan keahlian dan manfaatkan tool untuk analisis data operasional serta cari kesempaan optimalisasi biaya. Cari apa saja yang bisa ditawarkan penyedia cloud secara native dan tambahkan dengan solusi pihak ketiga untuk memaksimalkan penghematan.
Vendor Lock-In Akan Berkurang >> Integrasi multi vendor yang lebih natural
Pada 2024, strategi hybrid cloud management akan membantu bisnis untuk menentukan isu-isu penting yang ingin diatasi, seperti mengurangi vendor lock-in. Kejadian ini akan lebih banyak berlangsung ketimbang application portability, yakni kemampuan untuk memigrasikan aplikasi di seluruh platform tanpa adanya perubahan.
Keahlian IaaS yang Tak Cukup
Sejak 2022, keahlian cloud IaaS yang memadai ternyata belum secepat perkembangan IaaS itu sendiri vaberkembang. Dampaknya, strategi migrasi ke cloud pun tertunda. Bahkan, kini strategi migrasi cloud lebih condong ke cara “lift-and-shift” ketimbang modernisasi atau refactoring. Namun demikian, cara lift-and–shift tidak mengembangkan keahlian cloud yang native, dan menciptakan “pasar” di mana penyedia cloud tak dapat melatih dan mensertifikasikan ahli cloud.
Untuk mengatasi tantangan kekurangan ahli ini, bisnis yang mencari cara untuk memigrasikan workload mereka ke cloud dapat bekerja dengan penyedia managed services dan system integrator yang dapat memberikan kualitas maksimal tanpa harus mengeluarkan biaya besar.
Distributed Cloud Akan Dukung Ketersediaan Layanan
Pada 2023, penyedia layanan cloud akan memiliki layanan mirip ATM yang akan melayani kebutuhan aplikasi berlatensi rendah. Banyak penyedia layanan cloud telah berinvestasi untuk membuat layanan mereka tersedia lebih dekat ke pengguna yang ingin mengaksesnya.
Tren ini akan berlanjut seiring penetrasi layanan cloud ini meningkat. Akan ada “micro data center” yang berlokasi di area-area berpopulasi padat, dengan cloud service point “pop up” yang akan mendukung acara-acara besar seperti olahraga dan konser.
Nantinya, akan ada tools yang mendukung layanan cloud ditempatkan dekat ke point-point lokasi untuk mendukung persyaratan aplikasi berlatensi rendah. Ini akan memungkinkan aplikasi dengan persyaratan tertentu untuk berjalan dari penyedia layanan cloud native tanpa harus memiliki infrastruktur.
Saatnya Go Hybrid dengan NetApp Hybrid Cloud Management
Setelah memahami apa itu hybrid cloud dan memproyeksikan beberapa faktor saat menerapkan hybrid cloud management, kini Anda bisa lebih percaya diri untuk memigrasikan data ke cloud dengan solusi yang tepat, seperti NetApp Data Migration Service. Layanan NetApp telah memimpin migrasi data dalam jumlah besar, baik secara on-premise dan cloud selama lebih dari dua dekade.
Dengan memanfaatkan kemitraan bersama penyedia public cloud seperti AWS, Microsoft Azure dan Google Cloud, NetApp memiliki cloud migration specialist yang dapat membantu bisnis Anda menjalankan migrasi cloud secara lancar dan tanpa hambatan.
Dengan menentukan strategi migrasi cloud yang sukses dan menyederhanakan migrasi bulk data dari on premise ke NetApp Cloud Volume platform di berbagai lingkungan public cloud, NetApp akan membantu seluruh proses ini dengan tool dan solusi untuk memitigasi disrupsi dari kejadian seperti outage selama migrasi berlangsung, untuk menciptakan proses yang cepat, lengkap, aman dan tentunya lancar.
Portfolio Solusi Hybrid Cloud yang Lengkap dari NetApp
Dengan men-deploy lingkungan hybrid storage dari layanan dan produk NetApp, bisnis Anda akan mampu melakukan berbagai hal berikut ini.
-Mengkonsolidasikan seluruh data di semua lingkungan hybrid dengan NetApp Global File Cache, NetApp Cloud Volumes ONTAP, Azure NetApp Files, NetApp Cloud Backup Service, NetApp Cloud Compliance, and NetApp Cloud Volumes Server for Google Cloud dan Amazon Web Services.
-Melindungi data dengan menyalakan NetApp Cloud Backup Service untuk data tak terstruktur, meningkatkan data lewat kemitraan NetApp bersama CommVault dan Rubrik, serta memastikan kepatuhan dengan NetApp Cloud Compliance.
-Menyederhanakan lingkungan Virtual Desktop Infrastruktur (VDI) Anda dengan deployment dan manajemen otomatis dari ribuan pengguna dengan NetApp Virtual Desktop Service, serta memanfaatkan data yang terkonsolidasi dengan NetApp Global File Cache, dan melindungi data dengan NetApp Cloud Backup Service dan NetApp SaaS Backup Service.
Baca Juga: Cloud Volume ONTAP, Solusi Jitu Atasi Isu Keamanan Data Dan Biaya Public Cloud Storage Bengkak
Dapatkan Solusi NetApp Hybrid Cloud Management di MBT
Saatnya ciptakan pengalaman migrasi data Anda ke cloud secara lancar dan maksimal dengan NetApp Hybrid Cloud Management. Mega Buana Teknologi (MBT) sebagai authorized partner NetApp akan membantu Anda mengoptimalkan migrasi data ke cloud dengan hybrid cloud management yang aman, andal, dan tentunya hemat biaya.
MBT yang didukung tim IT profesional, berpengalaman, dan bersertifikat akan membantu Anda mulai dari proses konsultasi hingga dukungan after sales agar Anda terhindar dari trial and error. Pelajari lebih lanjut bagaimana NetApp mengoptimalkan proses migrasi cloud Anda dengan menghubungi kami melalui link berikut.
Penulis: Jeko Iqbal Reza
Content Writer CTI Group